Tuesday, September 1, 2009

Izinkan Aku Mencintai Mu

Tuhanku,

Aku masih ingat,

Saat pertama dulu aku belajar mencintaiMu,

Lembar demi lembar kitab kupelajari,

Untai demi untai kata para ustaz kuresapi,

Tentang cinta para nabi,

Tentang kasih para sahabat,

Tentang mahabbah para sufi,

Tentang kerinduan para syuhada

Lalu kutanam di jiwa dalam-dalam,

Ku tumbuhkan dalam mimpi-mimpi,

Dan idealism yang mengawang di awanan,



Tapi Rabbii,

Berbilang detik, minit, jam, hari, bulan dan

kemudian tahun berlalu,

Aku berusaha mencintaiMu dengan cinta yang paling utama,

Tapi aku masih juga tak menemukan cinta tertinggi untukMu,

Aku makin merasakan gelisahku membadai,

Dalam cita yang mengawang,

Sedang kakiku mengambang, tiada menjejak bumi,

Hingga aku terhempas dalam jurang dan kegelapan



Wahai Ilahi,

Kemudian berbilang detik, minit, jam, hari, bulan dan tahun berlalu,

Aku mencuba merangkak,

menggapai permukaan bumi,

Dan menegakkan jiwaku kembali,

Menatap, memohon dan menghibaMu



Allahu Rahiim, Ilaahi Rabbii,
Perkenankanlah aku mencintaiMu,
Semampuku



Allahu Rahmaan, Ilaahi Rabii,

Perkenankanlah aku mencintaiMu,

Sebisaku dengan segala kelemahanku



Ya Rabbi, Ya Ilaahi,

Aku tak sanggup mencintaiMu
Dengan kesabaran menanggung derita,

Umpama Nabi Ayyub, Musa, Isa hingga Al Musthafa
Kerana itu izinkan aku mencintaiMu,

Melalui keluh kesah pengaduanku padaMu,

Atas derita batin dan jasadku,

Atas sakit dan ketakutanku



Rabbii,

Aku tak sanggup mencintaiMu seperti Abu bakar,

Yang menyedekahkan seluruh hartanya,

Dan hanya meninggalkan Engkau dan RasulMu,

Bagi diri dan keluarga.

Atau layaknya Umar,

Yang menyerahkan separuh harta demi jihad,

Atau Uthman,

Yang menyerahkan 1000 ekor kuda untuk syiarkan deenMu.

Izinkan aku mencintaiMu,

Melalui seratus-dua ratus perak yang terulur,

Pada tangan-tangan kecil di perempatan jalan,

Pada wanita-wanita tua yang menadahkan tangan

dipojok-pojok jambatan,

Pada makanan-makanan sederhana yang terkirim ke handai taulan.



Ilaahi,

Aku tak sanggup mencintaiMu

Dengan khusyuknya solat salah seorang sahabat NabiMu,

Hingga tiada terasa anak panah musuh terhunjam di kakinya.

Kerana itu Ya Allah,

Perkenankanlah aku bertatih menggapai cintaMu,

Dalam solat yang cuba kudirikan terbata-bata,

Meski ingatan terkadang melayang

Ke pelbagaipermasalahan dunia.



Rabbii,

Aku tak dapat beribadah ala para sufi dan rahib,

Yang membaktikan seluruh malamnya untuk bercinta denganMu.

Maka izinkanlah aku untuk mencintaiMu

Dalam satu dua rakaat lailku.

Dalam satu dua sunnah nafilahMu,

Dalam desah nafas kepasrahan tidurku.



Ya Rahman, Ya Rahim,

Aku tak sanggup mencintaiMu bagai para al hafiz dan hafizah,

Yang menuntaskan kalamMu,

Dalam satu putaran malam.

Perkenankanlah aku mencintaiMu,

Melalui selembar dua lembar tilawah harianku,

Lewat lantunan seayat dua ayat hafalanku.



Ya Rahim,

Aku tak sanggup mencintaiMu semisal Sumayyah,

Yang mempersembahkan jiwa demi tegaknya DeenMu.

Seandai para syuhada,

Yang menjual dirinya dalam jihadnya bagiMu.

Maka perkenankanlah aku mencintaiMu

Dengan mempersembahkan sedikit bakti

Dan pengorbanan untuk dakwahMu.

Maka izinkanlah aku mencintaiMu,

Dengan sedikit pengajaran bagi tumbuhnya generasi baru



Allahu Karim,

Aku tak sanggup mencintaiMu,

Di atas segalanya,

Bagai Ibrahim yang rela tinggalkan putra dan zaujahnya,

Dan patuh mengorbankan putranya,

Maka izinkanlah aku mencintaiMu di dalam segalanya,



Izinkan aku mencintaiMu

Dengan mencintai keluargaku,

Dengan mencintai sahabat-sahabatku,

Dengan mencintai manusia dan alam seisinya.



Allaahu Rahmaanurrahiim, Ilaahi Rabbii

Perkenankanlah aku mencintaiMu semampuku,

Agar cinta itu mengalun dalam jiwa,

Agar cinta ini mengalir di sepanjang nadiku.



Moga setiap detik nafasku sentiasa mencintaiMu…

5 comments:

sir hans said...

sayu je bace syababnyer sajak nie...
itulah hidup bertuhan. saling cinta-mencintai. Smoga terus istiqamah mencintai ilahi.
moga ketenangan wajahmu lebih terpancar dengan sinar nur ilahi. ameen.

sir hans said...
This comment has been removed by the author.
syabab islam said...

insya'allah hans..
semoga dirimu terus istiqamah di jalanNYA..
doakan kita terus tegar di jalanNYA

Mr_17 said...

waduh2..jiwang bangat sih..kok gi2 kawen nya cepat2...huhuhuhu..bingung wak wak baco

Ariff @ Clever said...

Kesempurnaan cinta itu milik-Nya...

SYABAB,
Lahirmu bagaikan tak berharga,
Kau anak desa, yatim tak berbapa,
Kesusahan hidup mendesakmu berdikari,
Dalam keliru kau mencari identiti diri,
Ketulusan jiran mengajarmu kehidupan,
Cabaran berterusan sebuah kematangan,

Wahai SYABAB,
Ketekunanmu mengoborkan cita-cita,
Semangatmu bak api marak menyala,
Kau pemuda harapan,
Sinar menantimu di hadapan,
Bebaskanlah pemuda,
Dari belenggu kejahilan,
Kau mampu berlari kencang,
Mencipta Gelombang,
Ayuh, SYABAB!


-Fatimah Syarha-syabab musafir kasih